SAMARINDA, Berita HUKUM - Sesuai data pekerja buruh bangunan proyek Ruko yang Ambruk, Selasa (3/6) pagi, dari seorang mandor yang bernama Siswanto, kepada Bagian Pengawas KetenagaKerjaan Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) yang secara keseluruhan berjumlah 84 orang, dengan yang selamat yang terdata pada hari kejadian ambruknya Ruko rencana 4 Lantai di Jl Ahmad Yani Komplek Perumahan Cenderawasih Permai Samarinda 64 orang, sehingga, ada sekitar 20 orang pekerja yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Walaupun pada awalnya simpang siur, mengenai jumlah pekerja sebagaimana dari pernyataan Walikota Samarinda H. Syahari Jaang kepada wartawan, jumlah korban sekitar 129 orang pekerja buru bangunan, sehingga yang terdata selamat dari reruntuhan 64 orang sehingga diperkirakan masih sekitar 30 hingga 40 pekerja yang tertimbun. Namun data yang menjadi dasar Basarnar dalam pencarian dan evakuasi korban adalah dari Disnaker yang merupakan resmi dari pemerintah.
Dengan ditemukannya tiga korban lagi dihari Jumat (6/6), maka total korban meninggal dunia menjadi 12 orang, sehingga merupakan hari terakhir oleh tim SAR menghentikan pencarian untuk evakuasi korban berdasarkan data BPBD.
Pantauan BeritaHUKUM.com di lokasi kejadian, korban ke sepuluh diidentifikasi bernama Jono, asal Ponorogo, Jawa Timur, berhasil ditemukan sekitar pukul 11.30 Wita dan dievakuasi pada 11.50 Wita. Korban ke 2 teridentifikasi bernama Tony (35) asal Ponorogo, ditemukan pukul 14.15 Wita dan dievakuasi 14.40 Wita, sedang korban ke 3 yang merupakan korban yang ke 12 atau terakhir ditemukan pukul 17.30 Wita, dan dievakuasi pukul. 18.25 Wita teridentifikasi bernama Jarno, alias Jarwanto (35) (Ponorogo).
Kepala Basarnas Kantor SAR Balikpapan, Hendra Sudirman, di lokasi usai evakuasi, Jumat (6/6) malam kepada wartawan mengatakan, tim SAR bekerja berdasarkan data BPBD didapat berdasarkan konfirmasi berbagai pihak. Ini adalah korban ke 84 yang kami temukan, terang Hendra.
"Kami bekerja berdasarkan data BPBD dan data BPBD di dapat berdasarkan konfirmasi berbagai pihak. Ini adalah korban ke 84 yang kami temukan," ujar Hendra Sudirman.
Hendra juga menegaskan bahwa, yang bertanggung jawab atas akurat tidaknya data 12 korban yang awalnya sempat dicurigai tertimbun puing bangunan adalah BPBD, jelas Hendra.
"Ini adalah korban terakhir dari hitungan data BPBD yang diberikan kepada kami. Kami konfirmasi kepada Direktur Operasional kami di Jakarta, kalau tidak ada penambahan disuruh kembali. Data kami sama dengan Kodim sudah clear. Masalah akurat tidaknya data, Bapak bisa konfirm ke BPBD," terang Hendra.
Dengan ditemukannya korban kedua belas, jumlah korban meninggal menjadi 12 orang dan selamat 72 orang. Berikut nama-nama korban yang meninggal dunia.
Tanggal 3 Juni 2014, ditemukan tiga orang korban :
01. Kasiran (25) asal Trenggalek.
02. Kadori (35) asal Trenggalek
03. Surani (25) asal ponorogo.
04. Abdul Makrub (26) asal Trenggalek.
Tanggal 4 Juni 2014, ditemukan tiga korban menjadi 7 korban:
01. Jarwo (45) asal Ponorogo
02. Sugianto (35) asal Trenggalek.
03. Toyo (45) asal Ponorogo.
Tanggal 5 Juni 2014, ditemukan lagi dua korban menjai 9 korban meninggal:
08. Rudi Surjanto (32) asal Ponorogo
09. Peron Pamudi (40) asal Trenggalek
Tanggal 6 Juni 2014, ditemukan kembali 3 orang :
10. Toni (35) asal Ponorogo
11. Jarno (35) asal Ponorogo
12. Jarwo (46) Ponorogo, sehingga merupakan korban terakhir yang di evakuasi tim SAR gabungan.(bhc/gaj)
|